MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU
Manusia sebagai makhluk sosial artinya manusia membutuhkan orang lain
dan lingkungan sosialnya sebagai sarana untuk bersosialisasi. Bersosialisasi
disini berarti membutuhkan lingkungan sosial sebagai salah satu habitatnya
maksudnya tiap manusia saling membutuhkan satu sama lainnya untuk
bersosialisasi dan berinteraksi. Manusia pun berlaku sebagai makhluk
sosial yang saling berhubungan dan keterkaitannya dengan lingkungan dan tempat
tinggalnya.Manusia bertindak sosial dengan cara memanfaatkan alam dan
lingkungan untuk menyempurnakan serta meningkatkan kesejahteraan hidupnya demi
kelangsungan hidup sejenisnya.
PERANAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL
Manusia sebagai pribadi adalah berhakikat sosial. Artinya,
BACA SELENGKAPNYA....
manusia akan senantiasa dan selalu berhubungan dengan orang lain. Manusia tidak mungkin hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Fakta ini memberikan kesadaran akan “ketidakberdayaan” manusia dalam memenuhi kebutuhannya sendiri. Kebutuhan akan orang lain dan interaksi sosial membentuk kehisupan berkelompok pada manusia. Berbagai kelompok sosial tumbuh seiring dengan kebutuhan manusia untuk saling berinteraksi. Dalam berbagai kelompok sosial ini, manusia membutuhkan norma-norma pengaturannya. Terdapat norrma-norma sosial sebagai patokan untukbertingkah laku bagi manusia di kelompoknya. Norma-norma tersebut ialah:
BACA SELENGKAPNYA....
manusia akan senantiasa dan selalu berhubungan dengan orang lain. Manusia tidak mungkin hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Fakta ini memberikan kesadaran akan “ketidakberdayaan” manusia dalam memenuhi kebutuhannya sendiri. Kebutuhan akan orang lain dan interaksi sosial membentuk kehisupan berkelompok pada manusia. Berbagai kelompok sosial tumbuh seiring dengan kebutuhan manusia untuk saling berinteraksi. Dalam berbagai kelompok sosial ini, manusia membutuhkan norma-norma pengaturannya. Terdapat norrma-norma sosial sebagai patokan untukbertingkah laku bagi manusia di kelompoknya. Norma-norma tersebut ialah:
a. Norma agama atau religi, yaitu norma yang bersumber dari Tuhan yang
diperuntukkan bagi umat-Nya. Norma agama berisi perintah agar dipatuhi dan
larangan agar dijauhi umat beragama. Norma agama ada dalam ajaran-ajaran agama.
b. Norma kesusilaan atau moral, yaitu norma yang bersumber dari hati
nurani manusia untuk mengajak kepada kebaikan dan menjauhi keburukan. Norma
moral bertujuan agar manusia berbuat baik secara moral. Orang berkelakuan baik
adalah orang yang bermoral, sedangkan orang yang berkelakuan buruk adalah orang
tidak bermoral atau amoral.
c. Norma kesopanan atau adat adalah norma yang bersumber dari masyarakat
dan berlaku terbatas pada lingkungan masyarakat yang bersangkutan. Norma ini di
maksudkan untuk menciptakan keharmonisan hubungan antarsesama.
d. Norma hukum, yaitu norma yang dibuat masyarakat secara remi (negara)
yang pemberlakuannya dapat dipaksakan. Norma hukum yang brsifat tertulis.
Selain itu, norma dapat dibedakan pula menjadi empat macam berdasarkan
kekuatan berlakunya dimasyarakat. Ada norma yang daya ikatnya sangat kuat,
sedang, dan ada pula norma yang daya ikatnya sangat lemah. Keempat jenis
tersebut adalah cara (usage), kebiasaan (folkways), tata kelakuan (mores), dan
adat istiadat (costum).
a. Cara (usage)
Cara adalah bentuk kegiatan manusia yang daya ikatnya sangat lemah.
Norma ini lebih menonjol dalam hubungn antarindividu atau perorangan.
Pelanggaran terhadap norma ini tidak mengakibatkan hukuman yang berat, tetapi
sekedar celaan. Contohnya cara makan, ada yang makan sambil berdiri dan ada
yang makan sambil duduk. Cara makan sambil duduk dianggap lebih panas
dibandingkan cara makan sambil bediri.
b. Kebiasaan (falkways)
Kebiasaan adalah kegiatan atau perbuatan yang di ulang-ulang dalam
bentuk yang sama oleh orang banyak kerana disukai. Norma ini lebih kuat daya
ikatnya dari pada norma cara. Contohnya, kebiasaan salam bila bertemu.
c. Tata kelakuan (mores)
Tata kelakuan adalah kebiasaan yang di anggap sebagai norma pengatur.
Sifat norma ini disatu sisi sebagai pemaksa suatu perbuatan dan disisi lain
sebagai suatu larangan. Dengan demikian, tata kelakuan dapat menjadi acuan agar
masyarakat menyusuaikan diri dengan kelakuan yang ada serta meninggalkan
perbuatan yang tidak sesui dengan tata kelakuan.
d. Adat istiadat (custom) Adat istiadat adalah kelakuan yang telah
menyatu kuat dalam pola-pola perilaku sebuah masyarakat.
INTERAKSI SOSIAL
Sebagai mahluk hidup yang berada di muka bumi ini keberadaan manusia
adalah sebagai mahluk individu dan mahluk sosial, dalam asrti manusia senantiasa
tergantung dan atau berinteraksi dengan sesamanya. Dengan demikian, maka dalam
kehidupan lingkungan sosial manusia senantiasa terkait dengan interaksi antara
individu manusia, interaksi antar kelompok, kehidupan sosial manusia dengan
lingkungan hidup dan alam sekitarnya, berbagai proses sosial dan interaksi
sosial, dan berbagai hal yang timbul akibat aktivitas manusia seperti perubahan
sosial. Secara sosial sebenarnya manusia merupakan mahluk individu dan sosial
yang mempunyai kesempatan yang sama dalam berbagai hidup dan kehidupan dalam
masyarakat. Artinya setiap individu manusia memiliki hak, kewajiban dan
kesempatan yang sama dalam menguasai sesuatu, misalnya bersekolah, melakukan
pekerjaan, bertanggung jawab dalam keluarga serta berbagai aktivitas ekonomi,
politik dan bahkan beragama. Namun demikian, kenyataannya setiap individu tidak
dapat menguasai atau mempunyai kesempatan yang sama. AKibatnya, masing-masing
individu mempunyai peran dan kedudukan yang tidak sama atau berbeda. Banyak
faktor yang menyebabkan itu bisa terjadi, misalnya kondisi ekonomi (ada si
miskin dan si kaya), sosial (warga biasa dengan pak RT, dll), politik (aktivis
partai dengan rakyat biasa), budaya (jago tari daerah dengan tidak) bahkan
individu atau sekelompok manusia itu sendiri. Dengan kata lain, stratifikasi
sosial mulai muncul dan tampak dalam kehidupan masyarakat tersebut.
Bentuk umum dari proses-proses sosial
adalah interaksi sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan
sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan antara orang-orang
perorangan,antarkelompok manusia,serta antara orang perorangan dan kelompok
manusia.
Interaksi menurut Astrid. S . Susanto adalah :
Hubungan antarmanusia yang menghasilkan
suatu proses pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada
akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial.
1.POLA-POLA HUBUNGAN INTERAKSI
SOSIAL
Pola-pola hubungan dalam interaksi sosial
bias terjadi antara individu dan individu,antara kelompok dan kelompok,serta
antara individu dan kelompok.
- a. Interaksi Sosial antara Individu dan Individu
Apabila 2 oarang bertemu,interaksi sosial
dimulai, saat itu mereka bisa saling menegur,berjabat tangan,berbicara,dll.
Walaupun orang tersebut tidak saling berbicara,tetapi interaksi sosial tetap
terjadi karena di antara mereka sadar akan adanya pihak lain yang menyebabkan
perubahan-perubahan dalam perasaan maupun syaraf orang yang bersangkutan,yang
disebabkan misalnya: bau keringat,parfum dan cara berjalan.
b. Interaksi Sosial antara
Kelompok Sosial dan Kelompok Sosial
Interaksi sosial ini terjadi sebagai suatu
kesatuan dan bukan menyangkut pribadi-pribadi sebagai anggota dari setiap
kelompok yang bersangkutan.
Misalnya: pertemuan antara perwakilan
GAM,perwakilan Republik Indonesia dalam perjanjian antara GAM dan RI di Jenewa,
Swiss.
c. Interaksi Sosial antara
Individu dan Kelompok Sosial
Interaksi ini berbeda-beda sesuai dengan
keadaan setiap hubungan itu. Misalnya: interaksi antara seorang guru dan siswa-siswanya
di kelas. Pada awalnya guru berusaha menguasai para siswanya agar interaksi
sosial bisa berlangsung dan seimbang.
2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
INTERAKSI SOSIAL
Terlihat bahwa suatu interaksi sosial harus
terjadi dua arah dan menuntut kegiatan timbal-balik. Berlangsungnya suatu
proses interaksi yang didasarkan pada berbagai factor, antar lain:
- a. Imitasi
Imitasi adalah suatu tindakan yang
menirukan tindakan,nilai,norma,atau ilmu pengetahuan orang atau kelompok yang
berinteraksi.
Imitasi mempunyai 2 kemungkinan,yaitu:
- Imitasi Positif , yaitu apabila mendorong seseorang untuk melakukan dan memenuhi kaidah-kaidah yang berlaku. Contoh: meniru gaya seorang penyanyi.
- Imitasi Negatif , yaitu apabila mengakibatkan terjadinya hal-hal yang bertentangan dengan norma-norma dan kaidah-kaidah serta melemahkan daya kreasi seeorang. Contoh: pergaulan bebas.
b. Sugesti
Sugesti timbul apabila seseorang menerima
suatu pandangan atau sikap orang lain secara tidak rasional. Contoh: orang yang
sedang stress,biasanya bisa dengan mudah dipengaruhi orang lain.
c. Identifikasi
Merupakan kecenderungan atau keinginan
seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain. Contoh: seorang anak ingin
menjadi seperti ayahnya yang menjadi panutan
d. Simpati
Merupakan suatu proses dimana seseorang
merasa tertarik pada pihak lain. Contoh: seorang siswa mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler tari,karena tertarik dan merasa simpati kepada pelatihnya yang
pandai menari.
3. SYARAT – SYARAT TERJADINYA
INTERAKSI SOSIAL
Menurut Soerjono Soekanto, syarat-syarat
terjadinya interaksi sosial yaitu adanya kontak sosial dan komunikasi.
- Adanya Kontak Sosial
Kontak sosial dari bahasa latin con atau cum yang artinya
bersama-sama dan tango yang artinya menyentuh. Jadi, secara harfiah kontak
sosial berarti bersama-sama menyentuh. Secara fisik, kontak sosial terjadi
apabila terjadi hubungan badaniah.
Kontak sosial dapat terjadi dalam tiga
bentuk,yaitu:
1. antara orang perorangan, misal: orang anak
meniru perilaku ibunya.
2. antara orang perorangan dengan
kelompok, missal: sekelompok preman yang memeras seseorang.
3. antara sustu kelompok dan kelompok
lainnya, missal: dua buah perusahaan mengadakan join venture, atau
perundingan damai antara dua kelompok yang bertikai.
2. Adanya Komunikasi
Kata komunikasi berasal dari bahasa latin
yaitu COMINICARE
(comunis) yg berarti milik bersama.
Berikut dijelaskan beberapa pengertian
Komunikasi:
- Komunikasi adalah kegiatan pengoperan lambing yg mengandung arti yg perlu dipahami bersama oleh pihak yg terlibat (Astrid).
- Komunikasi adalah kegiatan penyampaian pesan tetang pikiran atau perasaan (Robert . J .G).
- Komunikasi adalah pemindahan informasi dan pengartian dari satu orang ke orang lain (Davis).
Komunikasi adalah
situasi dimana seseorang memberikan tafsiran pada perilaku orang lain yg
berwujud pembicaraan,gerak-gerak badaniah,perasaan-perasaan apa yang ingin
disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberikan
reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang lain tersebut.
Menurut Talcott Parson terdapat dua
macam orientasi dalam tindakan dan interaksi sosial,yaitu:
- Orientasi Motivasional yg bersifat pribadi yg menunjukkan pada keinginan individu yg bertindak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
- Orientasi nilai-nilai yg bersifat sosial merupakan orientasi yg menunjuk pada standar-standar normative (membedakan baik atau buruk,benar atau salah) dalam wujud agama atau tradisi setempat.
Komunikasi dpapat dilakukan dg bahasa
isyarat, kata-kata, simbol-simbol. Komunikasi yg menggunakan bahsa isyarat
disebut komunikasi NON VERBAL misalnya, anggukan kepala, gelengan
kepala, menangis, tertawa,dll. Sedangkan komunikasi yg menggunakan kata-kata
disebut komunikasi VERBAL. Sedangkan symbol-simbol bersifat ABSTRAK.
HEWITT menjabarkan
tujuan spesifik komunikasi,yaitu mempelajari atau mengajarkan sesuatu,
mempengaruhi perilaku seseorang, mengungkapkan perasaan, menjelaskan perilaku
sendiri atau perilaku orang lain, berhubungan dg orang lain,menyelesiakan
masalah atau konflik, mencapai suatu tujuan, menurunkan ketegangan atau
konflik, menstimulasi minat pada diri sendiri, atau oang lain.
Berikut beberapa syarat proses
berlangsungnya komunikasi adalah:
- Pengirim pesan atau komunikator (sender),pihak yg mengirim atau memberi pesan.
- Penerima pesan atau komunikan (receiver) , pihak yg menerima pesan.
- Pesan (message), isi atau maksud yg akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.
- Tanggapan (feedback), tanggapan dari si penerima pesan atas isi pesan.
0 komentar:
Posting Komentar